Dendrobium trilamellatum


Dendrobium trilamellatum adalah anggrek jenis Dendrobium spesies yang berasal dari Papua dan juga Australia.

Dendrobium section Spatulata ini berwarna cukup menarik. Warna bunga dominan coklat dan bagian labellum berwarna kuning dan sepal petal berwarna coklat. Ukuran bunga sekitar 3-5 cm.  Bunganya mengkilap yang menandakan anggrek ini awet bunganya dan berbau cukup harum. Sekali berbunga dalam banyak kuntum, dan jika tanaman sudah dewasa bisa mempunyai banyak tangkai bunga.

Trilamel

(dok.pribadi)

(dok.pribadi)

Termasuk Dendrobium DTR yang tahan banting. Penempatan sinar matahari langsung juga ok untuk dendro ini. Namun jika ragu dan daunnya gosong dapat juga diletakkan di tempat yang lebih teduh. Bisa juga ditempel di batang kayu yg sudah mati.

Scientific Classification :
Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida
Order : Asparagales
Family : Orchidaceae
Subfamily : Epidendroideae
Tribe : Dendrobieae
Subtribe : Dendrobiinae

Genus : Dendrobium

Species : Dendrobium trilamellatum

Synonyms : 

  • Cepobaculum semifuscum (Rchb.f.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002;
  • Cepobaculum trilamellatum (J.J.Sm.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002;
  • Dendrobium johannis var. semifuscum Rchb.f. 1883;
  • Dendrobium semifuscum (Rchb.f.) Lavarack & P.J.Cribb 1980

References :

  • orchidspecies.com
  • wikia.com

Happy growing … ! 🙂

Dendrobium sylvanum


Dendrobium sylvanum banyak ditemukan di Papua Nugini, New Ireland, Bouganville, Kepulauan Solomon dan Papua pada ketinggian sekitar 80 meter dpl. Sehingga dapat dikategorikan ke dalam anggrek dataran rendah dan dapat bertahan hidup tanpa naungan apapun (full sun), jadi lebih mudah untuk memeliharanya di daerah Jakarta dan sekitarnya. Karena tanaman dapat tumbuh subur dalam suhu hangat sampai panas dengan jumlah media cahaya penuh. Masuk musim penghujan (dingin) sylvanum berbunga.

Ukuran bunganya termasuk yang cukup besar di section ini yaitu sekitar 5-6 cm dengan warna coklat muda dengan garis-garis warna coklat tua di sepal petalnya dan warna putih di labellumnya. Tinggi tanaman 15 – 30 cm. Varian warna lainnya adalah kekuningan, sehingga disebut Sylvanum flava.

(dok. pribadi)

(dok. pribadi)

Bunganya awet dan dalam kondisi yg ideal mampu memunculkan 30 – 40 kuntum bunga, sehingga menjadikan semarak.

sylvanum

Scientific Classification :
Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida
Order : Asparagales
Family : Orchidaceae
Subfamily : Epidendroideae
Tribe : Dendrobieae
Subtribe : Dendrobiinae

Genus : Dendrobium

Species : Dendrobium sylvanum

Common Names:The Forest Dwelling Dendrobium

Synonym

Dendrobium kennedyi Schltr. 1921;

Dendrobium robustum Rolfe 1895;

Dendrobium validum Schltr. 1905;

Dendrobium warianum Schltr. 1912;

Durabaculum kennedyi (Schltr.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002;

Durabaculum sylvanum (Rchb.f.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002;

Durabaculum validum (Schltr.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002;

Durabaculum warianum (Schltr.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002;

Grastidium sylvanum (Rchb.f.) Rauschert 1983

References :

  • orchidspecies.com
  • orchids.wikia.com

Dendrobium stratiotes


Dendrobium stratiotes adalah salah satu dendrobium species yang menyukai intensitas sinar matahari yang cukup tinggi.  Oleh karena itu termasuk anggrek yang adaptif dipelihara di dataran rendah.

Scientific Classification :
Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida
Order : Asparagales
Family : Orchidaceae
Subfamily : Epidendroideae
Tribe : Dendrobieae
Subtribe : Dendrobiinae

Genus : Dendrobium

Species : Dendrobium stratiotes

Distribution :
Western New Guinea, Maluku and Sulawesi

stratiotes

(foto by google)

Bentuknya amat mirip dengan Dendrobium antennatum, hanya saja ukuran pohon dan juga bunga dari Dendrobium stratiotes lebih besar.  Pada umumnya, tanaman ini bertanduk panjang berwarna hijau dan melintir. Sepal dan petalnya berwarna putih kehijauan. Sedangkan warna labellum adalah ungu dengan corak/bercak putih. Melebar dengan ujung membentuk segitiga Bunganya berukuran sekitar antara 8-10 cm. Lama mekarnya bunga bisa mencapai kira-kira 2 bulan.

Di tamanku anggrek ini ditanam lepas, dalam arti tidak terlindung dari panas dan hujan. Ada yang ditanam di pot dengan media arang dan ada juga yang hanya ditempel pada pakis papan atau batang pohon.

Synonym : 

  1. Callista stratiotes (Rchb.f.) Kuntze 1891
  2. Ceratobium stratiotes (Rchb.f.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002
  3. Dendrobium strebloceras Rchb.f 1886 var rossianum

Keterangan lainnya : (dikutip dari web candi orchid)

Dendrobium stratiotes. Didiskripsikan oleh H.G. Reichenbach dalam majalah Gardener Chronicle pada th 1886. Nama Dendrobium stratiotes digambarkan sebagai sekelompok batang atau rumpun yang berdiri tegak termasuk petal bunganya yang menyerupai barisan serdadu dengan bayonetnya.
Daerah penyebaran Dendrobium stratiotes dimulai dari bagian utara kepulauan Halmahera sampai ke Papua New Guinea. Sampai dengan bulan April 2004 telah terdaftar Hybridanya di The Royal Horticultural Society – London sebanyak 2.653 hybrida dalam 9 generasi Dendrobium.

Dendrobium crumenatum


One day wonder _ Mari Memulai dengan Anggrek Merpati..

*Postingannya telat bangeeet ….. maap*

Salah satu jenis anggrek yang sangat direkomendasikan untuk dicoba/sekedar iseng oleh pemula adalah Dendrobium crumenatum atau dikenal luas dengan nama Anggrek Merpati.

merpati

Crumenatum adalah salah satu anggrek yang terbanyak di Indonesia. Tumbuh dimana mana, baik di pohon maupun di batu batu di tempat yang agak terbuka di dataran rendah ( 1000m dpl. ) di daerah yang cukup curah hujannya.Tunas baru tumbuh di pangkal umbi semu sebelumnya. Tunas dewasa menggembung di bagian bawah dan langsing di bagian atas, hampit tegak. Daun daun tumbuh di bagian tengah dan bunga di bagian atas. Daun tebal, kaku, bulat memanjang, di bagian bawah berseludang membungkus bagian atas umbi yang memanjang.

crumenatum

Rangkaian bunga tahan lama meskipun bunganya telah gugur, karena di tempat munculnya bunga masih terdapat bakal kuncup bunga yang akan muncul jika terangsang oleh suhu rendah. Pada setiap buku pada tangkai bunga muncul 1 – 3 bunga. Bunga yang berwarna putih mekar serentak, hanya berumur sehari dan berbau harum.

Kelopak dan mahkota berwarna putih bersih. Bagian tengah bibirnya terdapat 5 alur pendek berwarna kuning, berakhir di ujung dagunya yang mengandung nektar. Tugunya pendek mempunyai 4 gumpalan tepung sari. Buah berbentuk kumparan, membesar ke ujungnya.

Sinonim : Angraecum crumenatum Rumph., Onychium crumenatum Bl., Callista crumenata O.Ktze., Dendrobium caninum Merr.

Nama daerah : Anggrek merpati (karena tajinya menyerupai kepala dan leher merpati dengan kelopak dan mahkota menyerupai sayap dan ekornya), anggrek bawang, bunga angin.

Penyebaran : Di dataran rendah di India, Cina, Malaysia, Indonesia dan Filipina.

Variasi yang dikenal : Terdapat variasi pada anggrek ini yang berasal dari Indonesia bagian timur baik ukuran, warna (ada yang kuning muda) maupun harumnya.

Informasi lain *dikutip dari Anngrek.org*

Sifat pembungaan anggrek merpati adalah merupakan model tumbuhan yang munculnya bunga dirangsang oleh penurunan suhu yang mendadak 5 – 6o C meskipun hanya beberapa saat, misalnya hujan deras pada siang hari yang panas dapat menyebabkan bakal bunga bunga ini terangsang untuk tumbuh, biasanya terjadi dalam satu kawasan. Sembilan hari setelah penurunan suhu ini bunga anggrek merpati akan mekar bersama. Penelitian yang dilakukan oleh M. Treub di Kebun Raya Bogor pada tahun 1887 ini merupakan salah satu dasar penelitian pembungaan pada anggrek. Oleh karena jasanya itu laboraturium di Kebun Raya Bogor uang didirikan pada tahun 1887 diberi nama Laboratorium Treub.

Nama crumenatum berasal dari kata crumena yang berarti kantung, yaitu bentuk serupa kantung pada mentum (dagu)nya, dekat dengan pangkal bibir. Di Malaysia, juga di Jakarta dahulu, air rebusan dari batang semunya digunakan untuk obat sakit telinga. Sediki alkaloid terdapat di batang semu dan daunnya. Serangga penyerbuk anggrek ini antara lain lebah madu besar (Apis dorsata). Dendrobium crumenatum di daerah Perak, Malaysia adalah salah satu jenis anggrek yang digunakan sebagai sapu untuk memerciki air di dalam rumah setelah ada orang yang meninggal agar nyawanya tidak mengganggu anggota keluarganya yang masih hidup. DI Filipina batang anggrek merpati digunakan sebagai bahan anyaman atau tali (juga di kepulauan Andaman). Bagian batang yang menguning jika kering digunakan sebagai bagian hiasan dari anyaman. Sedangkan di Vietnam, anggrek ini digunakan untuk membersihkan darah.

Dendrobium anosmum


I love fragrant orchids …

Dendrobium anosmum Lindl. merupakan jenis Dendrobium dengan salah satu ciri umbi semu berdaging dan bunga muncul dari batang yang tua dan tidak berdaun. D. anosmum ditinjau dari nama jenisnya ”anosmum” bahasa Latin berarti harum, menunjukkan bahwa anggrek ini memiliki bunga yang beraroma. Persebaran anggrek ini meliputi India, Semenanjung Malaya, Indochina, Indonesia, Piliphina dan Papua Nugini. Di Indonesia, koleksi anggrek D. anosmum terdapat di Kebun Raya Purwodadi yaitu Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.

Dikenal dengan nama anggrek dupa. Wanginya harum sekali, seperti aroma dupa

Bunga D. anosmum muncul di bagian atas umbi semu (batang) terutama setelah mengalami gugur daun. Bunga dengan ukuran diameter mekar bunga 8 – 10 cm, kelopak dan mahkota berwarna ungu dan bibir bagian dalam ungu tua. Masa mekar bunga sekitar 5 – 7 hari dengan aroma bunga seperti aroma buah stroberi. Pada umumnya adaptasi anggrek D. anosmum terhadap lingkungannya hampir sama dengan anggrek merpati yaitu tahan terhadap kekeringan dan intensitas cahaya tinggi. Demikian halnya dengan budidayanya dengan cara vegetatif yaitu pemisahan rumpun dan anakan (keiki). Musim berbunga pada umumnya September sampai Nopember. Tetapi kemarin di rumah, Depok, baru berbunga sekitar Desember hingga Januari lalu … *

10649907_10205171116051886_4705339047776373582_n1958457_10205086726542201_4986796218955067384_n

Tanaman berukuran sedang hingga besar.

Tanaman ini epifit di hutan-hutan beriklim panas hingga sedang, di hampir semua kepulauan di Indonesia, serta Malaysia, Laos, Vietnam, Philipina dan Papua Nu Gini.

Dendrobium anosmum adalah anggrek epifit yang menempel pada batang atau cabang batang. Bunganya tersusun dalam tandan dengan kuntum bunga mencapai puluhan dan menjuntai ke bawah

Pseudobulb langsing dengan lingkaran 3 cm, tumbuh ke atas yang kemudian menggantung, dapat mencapai panjang 2 m.

Seperti halnya juga dengan tipe gugur lainnya, spesies ini memiliki masa istirahat, meluruhkan daun-daunnya pada musim kering atau kemarau, dan berbunga pada awal musim penghujan. Batang: menebal dan berdaging, berbentuk silinder, dan tumbuh menggantung. Bunga: besar, harum, muncul secara serempak, tumbuh berpasangan dari ruas-ruas batang yang tidak berdaun.

anosmum

SinonimDendrobium superbum Rchb.f ; Dendrobium superbum Rchb.f var anosmum Rchb.f ; Dendrobium superbum var. dearei Rolfe; Dendrobium superbum var. huttonii Rchb.f.

Dikutip   dari buku “1001 Spesies Anggrek yang  tumbuh dan berbunga di Indonesia”

Scientific Classification :
Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida
Order : Asparagales
Family : Orchidaceae
Subfamily : Epidendroideae
Tribe : Dendrobieae
Subtribe : Dendrobiinae

Genus : Dendrobium

Species : Dendrobium anosmum

Varian lain dari Dendro ini ada Alba dan var Hutonii (sepal dan petal putih, lipsnya ungu)

Happy growing anggreker’s ! 🙂

Dendrobium antennatum


Section Spatulata

Setelah berhasil membungakan amabilis, berikutnya kita dapat mencoba dengan jenis dendro ini. Sebab species ini pun cukup mudah pemeliharaannya dan cocok pula dengan kondisi Indonesia bagian panas :p  Cause Plant blooms in the summer with three to fifteen flowers … uhuuuy *

Oh iya, selain itu dendro ini banyak nama alias-nya euy..

Synonym :

  1. Callista antennata (Lindl.) Kuntze 1891
  2. Ceratobium antennatum (Lindl.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002
  3. Ceratobium dalbertisii (Rchb.f.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002
  4. *Dendrobium d’albertissi Rchb.f 1878

Nama umumnya sih Antelope Orchid, The Antennaed Dendrobium

Dendrobium ini asalnya dari Indonesia Timur atau Papua dari Section Spatulata.

Ditemukan di Papua, Papua New Guinea, dan Australia pada ranting cabang pohon tinggi.Sangat mirip dengan  D. stratiotes, keculai pada ukuran bunga dan tanaman. Juga agak mirip dengan beberapa varian  D. bicaudatum dan D. leporinum

4320_1149945543209_8360233_n

Memiliki 3 sampai 7 kuntum bunga, harum pada tiap tangkai bunga yang panjangnya bisa mencapai 30 cm (harum terutama di pagi hari). Bunganya awet, bisa bertahan lebih dari sebulan.

Kelopak-kelopaknya berdiri tegak dan melintir hingga sepanjang 4,5 cm, berwarna putih dengan warna hijau atau hijau kekuningan. Bagian mahkotanya berwarna putih dan sedikit memanjang ke arah samping bahkan ke bagian belakang. Sedangkan bagian lidah berwarna putih, dengan gurat ungu kemerah-merahan.

Tidak begitu menyukai kondisi yang terlalu basah dan lembab tetapi sangat menyukai sirkulasi udara yang lancar dan sinar matahari yang banyak.

10920906_10204870514457034_2179205512134477299_n

Perawatan :

Cukup mudah dan antennatum dapat tumbuh di hangat untuk suhu panas dengan pencahayaan moderat. Menjaga tanaman lembab dan pupuk selama musim pertumbuhan. Selama musim dingin mengurangi penyiraman, jangan terlalu basah,  sampai tunas baru muncul. Tumbuh dalam campuran baik mengalir dari sphagnum moss atau kulit cemara menengah.

Bisa diperbanyak melalui keiki atau mari mencoba menanamnya dari bibit botolan. Happy growing orchids then.

Anggrek dan quote yang menyertainya …..


Hello all,

Sebelum mulai lagi ngisi blog ini dengan tulisan2 tentang anggrek… aku share aja ya kumpulan foto2 anggrek yang aku suka beserta quote-nya yang aku suka juga…. hihiihihi *itung2 pindahin file yang ada di kompie kantor ke blog pribadi* *dapet dari nge-google juga sik :p *

semoga berkenan ….

02-take-your-breath-away

05-flowers-bloom-hope14-grow-orchids

36-dream-a-new-dream1

cukup banyak kan ? mau lagi….? hehhehe

nih,

19-beauty-of-the-day 25-enjoy-your-life 28-beauty-of-what-you-love42-enjoy-the-little-things

Sekian dan terima transfer ….. 😀

Anggrek DTR


Untuk pemula, seperti saya juga, bisa mulai mencoba memelihara dengan anggrek2 dtr di bawah ini:

Dendrobium anosmum

antenatum

arcuatum

bicaudatum

biggibum

bracteosum

canaliculatum

conanthum

connatum

capituliflorum

capara

carroni

discolor

faciferum

gouldii

insigne

lancifolium

lamongense

lasianthera

lineale

liporinum

mirbelianum

mutabile

parishi

salccense

sanguinolentum

secundum

shiraisii

stratiotes

smillieae

nindii

platygastrum

violaceoflavens

Ppahiopedilum bellatulum

glaucophyllum

lowii

mastersianum

praestans

phillipinensis

primulinum

superbiens

tonsum

victoria-maria

victoria-regginae

Phalaenopsis amabilis

amboinensis

bellina

cornu-cervi

fasciata

hieroglyphica

kuntsleri

lueddemaniana

pulchra

sumatrana

tetraspis

violacea

gigantea ..(?)

Bulbophyllum graviolens

lobbii

macranthum

vaginatum

biflorum

echinolabium

grandiflorum

laxiflorum

lepidum

patens

Ngangkut tulisan pak Frankie juga niih….:)

Ket :

DTR itu singkatan dari Dataran rendah.

Mengutip om Wiki,

Dataran rendah adalah hamparan luas tanah dengan tingkat ketinggian yang di ukur dari permukaan laut adalah relatif rendah (sampai dengan 200 m dpl). Istilah ini diterapkan pada kawasan manapun dengan hamparan yang luas dan relatif datar yang berlawanan dengan dataran tinggi.

Suhu udara di dataran rendah, khususnya untuk wilayah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai dengan 28 derajat Celsius sepanjang tahun.

Anggrek species susah perawatannya?


Berbagai pertanyaan datang kepada saya sebagai salah seorang pengurus PAI Jakarta dan juga hobiis yang kebetulan sangat menyukai anggrek species, umumnya berkisar mengenai sulitnya memelihara anggrek species dan harganya yang mahal. Berdasarkan banyaknya pertanyaan seputar hal tersebut, saya mencoba berbagi pengalaman dengan rekan-rekan ketika memulai mengkoleksi anggrek species.   

Berikut ini adalah daftar anggrek species yang cukup murah dan mudah perawatannya, umumnya mereka dapat tumbuh baik  dipelihara di dataran rendah macam Jakarta atau yang cukup sejuk seperti Bogor atau Bandung, semua tanaman ini berasal dari hutan-hutan di Jawa, terutama Jawa Barat.

  1. Acriopsis javanica
  2. Aerides odorata
  3. Arachnis flos-aeris
  4. Ascocentrum miniatum
  5. Bulbophyllum lepidum
  6. Bulbophyllum lobii
  7. Bulbophyllum purpurascens
  8. Bulbophyllum vaginatum
  9. Cleisostoma discolor

10. Cleisostoma javanicum

11. Coelogyne rochussenii

12. Cymbidium aloifolium

13. Cymbidium finlaysonianum

14. Dendrobium crumenatum

15. Dendrobium lamellatum

16. Dendrobium mutabile

17. Dendrobium secundum

18. Dendrobium stuartii (Syn. Dendrobium tetrodon)

19. Eria javanica

20. Flickengeria angulata

21. Kingidium deliciosum

22. Liparis viridifolia

23. Luisia javanica

24. Luisia zollingeri

25. Micropera callosa

26. Paphiopedilum glaucophyllum

27. Phalaenopsis amabilis

28. Phalaenopsis cornu-cervi

29. Pomatocalpa kunstleri

30. Pomatocalpa latifolia

31. Pteroceras pallidum

32. Rhynchostylis retusa

33. Spathoglotis plicata

34. Thecostele alata

35. Thrixpermum aracnites

36. Vanda tricolor

Tips tambahan:

  1. Peliharalah anggrek species yang sesuai dengan klimat dimana kita tinggal.
  2. Hindari anggrek species yang mahal harganya bila kita belum terbiasa atau cukup pandai memeliharanya.
  3. Hindari membeli anggrek yang baru diambil dari hutan dimana belum terlihat sehat dan memiliki perakaran yang baik.
  4. Jangan tergiur dengan iming-iming si penjual dengan mengatakan pasti anggrek species yang dijualnya tsb dapat hidup baik di halaman atau kebun kita., jika tanpa disertai fakta dan pengetahuan yang baik dari penjualnya.
  5. Rajin-rajin mengunjungi website anggrek untuk mencari tahu karakteristik dari masing-masing genus anggrek yg kita pelihara.
  6. Buku anggrek yang baik merupakan keharusan, memang harganya cukup mahal., anggap saja sebagai investasi, karena ilmu dan manfaatnya mungkin lebih banyak ketimbang harganya. (jika dianggap mahal, maka dapat disiasati dengan mengunjungi perpustakaan dll)

 

Happy Growing,

FH

ANGGREK, SEBUAH KEKAYAAN DUNIA


Apakah Anggrek ?

Anggrek dikenal sebagai tumbuhan terbesar di dunia dengan anggotanya yang diperkirakan 15.000-25.000 spesies (beberapa merupakan sinonim-sehingga tereliminasi menjadi 10.000-12.000 spesies) , tersebar hampir diseluruh belahan dunia kecuali daerah ekstrim seperti gurun pasir dan gurun es. Selama ini anggota dari famili Orchidaceae tersebut dikenal sebagai tanaman eksklusif baik di kalangan botanis maupun masyarakat secara umum. Karakteristik tanaman yang unik serta didukung bentuknya yang eksotis dan indah menjadikan tanaman yang umumnya tumbuh secara epifit ini sebagai salah satu komoditi tanaman hias yang menarik Anggrek merupakan keluarga tumbuhan yang memiliki persebaran yang sangat luas dan hidup di berbagai variasi habitat, mulai dari iklim gurun yang panas dan kering sampai ke Iklim Tropis yang memiliki curah hujan dan kelembapan tinggi. Melihat dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam proses evolusinya anggrek memiliki daya adaptasi yang tinggi, dibuktikan dengan sukses budidaya anggrek di luar habitatnya, di iklim yang berbeda.

Bunga ini dijadikan bunga kebanggaan banyak bangsa dan kultur budaya termasuk di dalamnya adalah Indonesia. Famili Orchidaceae ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia mulai dari hutan hujan tropis, padang rumput, daerah vegetasi bakau di tepi pantai, hingga puncak gunung dengan ketinggian 3000 m dpl. Salah satu species anggrek asli indonesia juga dijadikan bunga nasional, Phalaenopsis amabilis atau anggrek bulan. Tercatat beberapa negara di Samudera Pasifik dan Amerika Selatan menggunakan juga beberapa Anggrek Spesies sebagai bunga nasional mereka seperti Papilionanthe Miss Joaquim sebagai bunga nasional Singapura, Cattleya skinneri sebagai bunga nasional Costa Rika dan masih banyak lagi.

Sejarah Budidaya

Budidaya Indoor

Anggrek dikenal sejak sebelum masehi tercatat orang China telah mengenal anggrek Cymbidium sinense (Lan Hua) sebagai salah satu resep obat 4.000 tahun yang lalu. Confucius (551-479 S.M) telah memberi komentar tentang keharuman anggrek. Dalam dunia Barat, Bapak Botani – Theophrastus telah menyebut tentang anggrek 300 S.M. menurutnya seluruh anggrek yang merupakan anggota dari famili Orchidaceae berasal dari kata ‘Orchis’ yang berarti buah zakar, mengacu kepada kemiripan umbi pada beberapa spesies anggrek tanah eropa yang identik dengan alat genital pria  yang tercatat pada bukunya ’History of Plants’

Beberapa anggrek yang pertama yang di kultivasi dibawa dari seluruh dunia pada abad 17 dan ditempatkan di Royal Botanic Gardens, Kew, Inggris. Budidayanya pertama kali dikenal sulit karena dibawa menggunakan kapal laut selama berbulan-bulan yang terkena cipratan air laut dan suhu daerah laut yang cukup tinggi. Akhirnya pada masa itu dibuat suatu rumah tanam sementara yang dikenal dengan Wardian Case,semacam terarium yang berfungsi sebagai pelindung tanaman dari iklim laut yang ganas.  Kemudia kendala berikutnya adalah mengadaptasikan iklim tropis seperti Indonesia dengan iklim sub-tropis di Eropa dan dengan berbagai cara dilakukan seperti membuat ’Hot House’ (pada masa itu belum dikenal green house, dan hot house adalah cikal bakal green house modern) yaitu sebuah rumah dengan tungku panci raksasa yang diisi air kemudian di rebus untuk meningkatkan kelembapan. Walaupun cara tersebut cara tersebut tidak berhasil, eksploitasi anggrek tropis terus terjadi selama 2 abad lamanya karena orang-orang eropa sudah terhipnotis dengan keindahan anggrek tropis, dan terus dikembangkan cara-cara serupa, baru setelah 1818, dimana anggrek Cattleya labiata berbunga pertama kali di luar habitatnya oleh Mr. William Cattley, kultivasi anggrek secara besar-besaran dimulai. Perusahaan besar seperti James Veitch & Sons serta Sander’s mengoleksi anggrek dalam jumlah besar dari seluruh dunia untuk diperdagangkan sebagai tanaman eksklusif di Eropa dan Amerika, pada masa tersebut harga anggrek dapat mencapai ribuan dollar karena belum ditemukannya cara perbanyakan generatif yang tepat. Pada masa itu para pembudidaya anggrek menyemai biji mereka di sekitar tanaman induk dengan asumsi bahwa tanaman tersebut membawa organisme simbiotiknya namun cara tersebut sama sekali tidak efektif karena dari 100.000 biji dalam satu buah hanya 0.1 % saja yang berkecambah (sesuai prosentasi perkecambahannya di alam-bahkan dewasa ini cara tersebut tidak mengalami banyak perkembangan berarti). Beberapa waktu kemudian sekitar awal abad 20 hasil kerja Bernard and Burgeff berdasarkan hasil penelitian Knudson(1922) akhirnya membuahkan hasil dalam mempropagasi anggrek secara generatif dengan teknik ’In-Vitro’, yaitu teknik perbanyakan dalam lingkungan steril, biasanya menggunakan media agar. Pada tahun 1960, temuan baru yang menggunakan titik tumbuh (meristem) dalam perbanyakan anggrek secara vegetatif telah meledakkan industri anggrek sampai sekarang.

Keberadaan Anggrek Dewasa Ini

Dendrobium crumenatum, Jawa Barat

Famili Orchidaceae merupakan keluarga tumbuhan yang terancam keberadaanya di alam muka bumi ini. Sebagai organisme yang ‘ringkih’ mereka mengalami kesulitan untuk adaptasi dengan adanya intervensi yang radikal dan ekstrim dari manusia ke habitat alami mereka. Alasan kuat mereka dikatakan rentan adalah tingginya perhatian yang harus diberikan ke lingkungan tumbuh mereka karena ketergantungan mereka terhadap satu organisme penting untuk mereka dapat berkecambah. Adanya perubahan sedikit saja terhadap habitat mereka maka akan memusnahkan rekan simbiosis mereka dimana mereka sangat bergantung kepadanya. Untuk alasan tersebut anggrek dapat musnah bahkan dalam sebuah area yang dikatakan ‘tak terjamah’ dan terlihat sekilas area tersebut dalam kondisi baik padahal secara ekologi area tersebut sudah mengalami degradasi. Terlebih lagi dengan adanya pembabatan hutan yang dewasa ini mulai meluas khususnya di daerah tropis seperti Indonesia. Ribuan hektar hutan hujan dan hutan pegunungan dibabat habis, sehingga berubah menjadi daerah gersang, erosi, jalan raya, atau yang lebih alami namun tidak lebih baik, seperti monokultur tanaman penutup lahan dan juga tanaman kehutanan. Hanya sebagian kecil dari anggrek yang dapat bertahan diluar habitatnya seperti di perkebunan, hutan kota, dan hutan tanaman yang dirancang oleh manusia dengan kombinasi pohon tertentu. Statusnya sekarang mulai rentan terhadap kepunahan

Dendrobium capra, Kaliurang-Yogyakarta, terancam punah.
Phalaenopsis javanica, Garut-Jawa Barat, punah di alamnya

Selama tahun 70an sampai 80an kontroversi mengenai status konservasi anggrek banyak disinggung dan dibahas dalam jurnal internasional seperti American Orchid Society Bulletin dan Orchid Digest. Banyak dari penulis yang mengatakan penyebab utama pengurangan populasi anggrek di alam adalah diakibatkan pengumpulan / eksploitasi di habitatnya, faktanya banyak faktor lain yang harus dipertanyakan. Di sisi lain hal tersebut merupakan sesuatu yang sedang ‘naik daun’ di kalangan institusi yang berkaitan dengan hukum dan aturan konservasi khususnya adalah bagian dari Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES) yang telah diperkenalkan sejak 1973, dan ditanda tangani oleh 21 negara pada tahun 1975 termasuk Indonesia dan pada tahun 1995, 128 negara sudah menandatanganinya.

Pada 1997 Species Survival Commission (SSC) dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengeluarkan semacam jurnal/ daftar yaitu 1997 IUCN Red List of Threatened Plants. Daftar ini mengategorikan hampir 34.000 spesies atau sekitar 12.5 % dari seluruh tanaman berpembuluh yang ada di dunia. Dari daftar ini sejumlah 1779 adalah spesies anggrek. Dari sub-tribe Dendrobiinae saja tercatat 1 spesies dinyatakan punah, 3 spesies terancam punah, 16 spesies dinyatakan rentan terhadap kepunahan, dan 31 spesies dinyatakan langka. Menurut informasi data anggrek tersebut telah membengkak 5 kali lebih banyak pada tahun 2002.

CITES meratifikasi bahwa seluruh anggota dari Famili Orchidaceae adalah termasuk Appendix 2, yang berarti bahwa seluruh anggotanya walaupun tidak dalam keadaan ‘terancam’ akan tetapi jika tidak dilakukan pengawasan maka akan berlaku demikian karena adanya eksploitasi, sehingga pertukaran anggrek dengan tujuan apapun dari negara asal / habitatnya diatur dalam aturan CITES dan harus menggunakan sertifikasi / surat yang resmi. Sejumlah 7 spesies dan 2 genera dikategorikan termasuk Appendix 1,dimana tanaman tersebut terancam punah diakibatkan adanya pertukaran dan eksploitasi. Termasuk kategori ini

  • Cattleya trianae (Brazil),
  • Dendrobium cruentum Thailand)
  • Laelia jongheana, Laelia lobata (Venezuela),
  • Renanthera imschootiana (Filipina),
  • Vanda caerulea (Thailand),
  • Peristeria elata (Meksiko)
  • Vanda coerulea (Thailand),
  • seluruh anggota genera Paphiopedilum (Asia)
  • dan Phragmipedium (Amerika Tengah dan Selatan).

 Anggrek tersebut diatas hanya bisa dipertukarakna secara internasional dengan izin impor dan izin ekspor dari kedua belah pihak, itupun hanya untuk terentu khususnya non-komersial.

Adalah tanggung jawab sebuah bangsa yang telah menandatangani konvensi tersebut untuk meyesuaikan peraturan konservasi lokal dengan peraturan internasional yang ada, baik itu untuk anggrek maupun daftar tanaman lainnya. Beberapa negara memiliki aturan yang lebih ketat daripada aturan internasional itu sendiri sementara lainnya tidak. Banyaknya korupsi oleh institusi terkait terhadap sertifikasi ekspor bahwa tanaman hasil hutan dianggap sebagai tanaman hasil budidaya, di Indonesia sendiri hal itu terjadi karena ketidak-tahuan pihak terkait (BKSDA) terhadap jenis anggrek itu sendiri.

Menurut SK. Menteri Pertanian Tanggal 5 Pebruari 1972 No. 54/Kpts/Um/2/1972 dan

Red Data Book (IUCN, 1978) daftar dibawah ini adalah anggrek yang dilindungi oleh pemerintah

Ascocentrum miniatum               Cymbidium hartinahianum

Coelogyne pandurata                 Dendrobium d’albertisii

Dendrobium lasianthera             Dendrobium macrophyllum

Dendrobium phalaenopsis                    Dendrobium ostrinoglossum

Grammatophyllum papuanum    Grammatophyllum speciosum

Macodes petola                          Paphiopedilum chamberlainianum

Paphiopedilum glaucophyllum   Paphiopedilum praestans

Phalaenopsis amboinensis                    Phalaenopsis gigantea

Phalaenopsis sumatrana            Paraphalaenopsis denevei

Paraphalsenopsis laycockii         Paraphalaenopsis serpentilingua

Renanthera matutina                  Spathoglottis aurea

Vanda pumila                                      Vanda sumatrana

Vanda celebica                           Vanda hookeriana

 

Perlu diketahui bahwa sejak pertama kali nama-nama anggrek tersebut didaftarkan belum pernah sekalipun dilakukan revisi, padahal dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini banyak sekali perubahan yang terjadi di habitat alami anggrek tersebut di atas maupun anggrek-anggrek lainnya. Dari data tersebut juga dapat dilihat kecerobohan yang terjadi, beberapa masalah yang terjadi, seperti adanya pengulangan 2 spesies yang sama, menurut Monocot Checklist by Kew,Botanical Garden, Dendrobium ostrinoglossum adalah sinonim dari Dendrobium lasianthera, demikian juga dengan Gramm. papuanum dan Gramm. speciosum, kemudian adalah ketidaksesuaian daftar dengan konvensi internasional, CITES menyatakan seluruh anggota dari genera Paphiopedilum adalah termasuk appendix 1,yang berarti tanaman tersebut dikategorikan langka namun pada daftar dari BKSDA hanya 2 dari sekitar 20 spesies Paphiopedilum yang ada di Indonesia dikategorikan dilindungi, serta juga banyak masalah lainnya yang sangat memprihatinkan.

Pemanfaatan

Anggrek tropis telah menjadi primadona tanaman hias semenjak pertama kali ditemukan pada abad ke-17, walaupun banyak kegunaan lain yang dapat dimanfaatakan dari anggrek namun penggunaannya sebagai tanaman hias adalah yang paling menonjol, Semenjak anggrek disilang pertama kali oleh Domini, maka usaha untuk menghasilkan bunga yang indah, besar, awet, dan wangi semakin gencar diseluruh dunia. Silangan anggrek tercatat rapih di Sander’s List of Orchid Hybrid yang diterbitkan 3 atau 4 bulan sekali semenjak 1869. Sampai dengan tahun 1994 tercatat ada 100.000 silangan baru yang telah didaftarkan dari sekitar 15.000 spesies asli yang ada, dengan urutan genera yang paling banyak disilangkan diduduki oleh Paphiopedilum dan Phalaenopsis.

Flickr Photos